Mengukur Percepatan Gravitasi Bumi dengan Menggunakan Pipa U

Percepatan gravitasi bumi dapat diukur (atau lebih tepatnya: dihitung) dengan berbagai cara, cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan bandul matematis (cara ini sudah banyak dibahas di buku-buku fisika). Di sini, kita akan mencoba memahami bagaimana pengukuran percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan air di dalam pipa U. Prinsip pengukurannya sama dengan prinsip bandul matematis, yang kita ukur adalah periode getar (atau periode osilasi) kemudian dikonversi ke percepatan gravitasi. Ingat, osilasi bandul matematis diakibatkan karena gravitasi bumi, begitu pula dengan osilasi air di dalam pipa U; karena yang menyebabkannya adalah gravitasi, maka tentu saja kita dapat mengetahui informasi tentang percepatan gravitasi bumi. Karena jika ada asap, kita bisa tahu di sana ada api.
Bila kita ingin mengukur percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan pipa U, kita hanya perlu mengetahui berapa panjang kolom total air di dalam pipa U tersebut dan berapa periode getar air di dalamnya. Nanti, pada penurunan rumusnya, akan kita lihat di bahwa yang kita butuhkan hanya dua besaran itu saja.
Percobaannya seperti berikut:
Pipa U (diameter 1.5 cm) diisi dengan air, gambarnya seperti di bawah ini


Selanjutnya, kita akan membuat air di dalam pipa U bergetar karena gravitasi; caranya, miringkan pipa U kemudian tutup salah satu lubang pipa U dengan ibu jari, lalu tegakkan kembali pipa U tersebut.


Bersamaan dengan membuka –atau melepaskan ibu jari dari– salah satu lubang pipa U, ukur waktu getar bolak-balik air, catat waktu getar air selama 10 kali getaran sebagai tgetar. Kemudian hitung periode getar air, karena yang kita ukur adalah waktu selama 10 kali getaran, berarti periode getarnya adalah tgetar/10; catat hasil hitungnya sebagai T.
Untuk menghitung percepatan gravitasi bumi, kita akan menggunakan hukum Newton dan mengaitkannya dengan periode getar yang telah kita dapatkan dari percobaan.
Mulai dari diagram gaya pipa U dan hukum II Newton:
Kita anggap massa air yang ada di dalam pipa U adalah M. Air di dalam pipa U bergetar karena berat dari massa air yang tidak sejajar dengan permukaan air di salah satu lubang pipa seperti pada gambar, kita anggap bagian massa air ini Δm. Satu-satunya gaya yang bekerja pada seluruh massa air M di dalam pipa U tersebut adalah berat air yang diakibatkan massa Δm. Selanjutnya, penurunan rumus untuk menghitung percepatan gravitasi bumi (g) adalah seperti berikut


(Selalu) mulai analisis gerak dengan Hukum II Newton:
Kita ingat kembali bahwa massa adalah kerapatan (ρ) dikali dengan volume massa tersebut, dan volume adalah luas dikali tingginya. Jadi,
Karena air bergetar atau berosilasi, percepatan air tersebut berubah-ubah, dan berdasarkan rumusan gerak osilasi, percepatan osilasi adalah kuadrat frekuensi sudut dikalikan dengan amplitudo getar, dalam kasus kita amplitudo getar air adalah Δx (perhatikan gambar, garis ‘kesetimbangan osilasi’ adalah garis ‘ketinggian air mula-mula’); jadi
Dari rumus-rumus di atas, didapatkan
Ingat kembali bahwa
Akhirnya kita dapatkan rumus untuk menghitung percepatan gravitasi dengan menggunakan pipa U seperti berikut
Dari rumus yang kita dapatkan di atas, kita lihat bahwa besaran yang kita butuhkan untuk menghitung percepatan gravitasi bumi dengan pipa U hanyalah panjang total kolom air L dan periode getarnya T; tidak peduli berapa-pun massa air yang ada di dalam pipa U, tidak peduli berapa-pun diameter pipa, dan tidak peduli berapa-pun simpangan Δx yang kita buat sebelumnya.
http://fisikaveritas.blogspot.com: Diizinkan menyalin artikel ini jika mencantumkan FISIKAVERITAS sebagai sumbernya
TRIVIA:
Penurunan rumus seperti di atas terlalu disederhanakan karena kita mengambil asumsi bahwa hanya berat massa air Δm saja yang bekerja pada sistem tersebut. Kita tidak memasukkan satu faktor signifikan lainnya, yaitu gesekan internal (atau gaya viskos) air dengan dinding pipa U. Gesekan antara air dengan dinding pipa sangat berpengaruh terhadap pengukuran kita karena gesekan inilah faktor paling signifikan yang menyebabkan osilasi air akan berhenti seiring waktu. Namun demikian, untuk pengambilan waktu 10 kali getaran air masih dapat memberikan hasil yang memuaskan dalam perhitungan percepatan gravitasi.
http://fisikaveritas.blogspot.com: Diizinkan menyalin artikel ini jika mencantumkan FISIKAVERITAS sebagai sumbernya


Perbedaan Gaya Sentripetal dengan Gaya Sentrifugal?

Gaya Sentripetal atau gaya sentrifugal? Berhati-hatilah dalam memakai kedua istilah ini jika membahas konsep fisika tentang gerak melingkar, keduanya serupa tapi tak sama. Mengerti perbedaan gaya sentripetal dan gaya sentrifugal juga penting untuk analisis gaya pada suatu benda yang bergerak.
Perlu kita pahami terlebih dahulu, gaya sentripetal bukanlah suatu gaya baru, gaya sentripetal adalah sebutan untuk gaya yang membuat suatu benda berputar (dengan kerangka acuan inersial), bisa saja gaya sentripetal itu adalah gaya tegangan tali, gaya gravitasi atau gaya lainnya.

Install Gnuplot di Ubuntu untuk Visualisasi Data

Gnuplot adalah program perintah-baris (command line) portabel yang berguna untuk mem-visualisasi data. Gnuplot disediakan untuk lingkungan Linux, MS. Windows, OS/2, OSX, dan OS lainnya.
Lihat website resminya di sini: http://www.gnuplot.info/
Dengan Gnuplot, Kamu dapat membuat visualisasi seperti gambar di bawah ini

Contoh Visualisasi Data dengan Gnuplot (http://gnuplot.10905.n7.nabble.com/Removing-hidden-surfaces-in-a-3d-plot-but-keeping-the-lines-td2591.html)

Untuk berbagai contoh-contoh dan demo Gnuplot, dapat dilihat di sini: http://gnuplot.sourceforge.net/demo/
Jika Kamu menggunakan OS Ubuntu 12.04 LTS, kamu dapat dengan mudah menginstalasi gnuplot dengan menggunakan Terminal Ubuntu. Jika Kamu belum menggunakan Ubuntu, silahkan baca artikel Fisika Veritas berikut: Download dan Install Ubuntu di Komputermu.
Gnuplot jauh lebih mudah diinstalasi di Ubuntu daripada di Windows, jadi di sini kita hanya akan membahas tentang bagaimana instalasi gnuplot di Ubuntu (terutama Ubuntu 12.04).
Sekarang kita akan membahas bagaimana cara menginstalasi gnuplot di Ubuntu. Langkah-langkahnya adalah seperti berikut (jangan lupa koneksi internet harus aktif, karena instalasi gnuplot terhubung website Ubuntu):
Langkah Pertama:
Buka Terminal Ubuntu
Terminal Ubuntu
Langkah Kedua: 
Ketikkan sudo apt-get install gnuplot rlwrap  kemudian tekan tombol Enter. Masukkan password Ubuntu Kamu jika diminta, kemudian tekan tombol Enter. Ketik huruf Y  jika diminta instalasi dan/atau download data (maksudnya: Y untuk Yes). Tunggu sampai selesai.
Langkah Ketiga:
Setelah selesai (jika tidak ada pesan error), ketik gnuplot di Terminal kemudian tekan Enter. Muncul tampilan berikut:
Terminal Ubuntu Setelah Gnuplot Diaktifkan
Gnuplot sudah dapat digunakan, cobalah ketik plot sin(x)/x dan kemudian tekan Enter. Muncul kurva yang merepresentasikan fungsi yang kamu plot tadi.
Tampilan Plot sin(x)/x
Gnuplot dapat digabung dengan listing program C sehingga jika kita membuat program dengan bahasa C yang mengeluarkan output data yang akan kita plot, kita bisa langsung menambahkan syntax gnuplot di dalam program C kita tadi sehingga dapat langsung diplot di gnuplot. Silahkan klik tab menu Tutorial+ Fisika Veritas untuk melihat artikel yang berisikan contoh implementasi syntax gnuplot dalam program C.
Selamat menggunakan gnuplot.


Penyajian Data

Dalam eksperimen, ilmuwan selalu mengukur suatu besaran yang terukur dan menghimpun hasil eksperimen mereka. Informasi yang didapat selama eksperimen ini disebut sebagai data. Data dapat berupa kumpulan angka semisal temperatur lingkungan di berbagai tempat, hubungan antara tekanan udara dengan temperatur udara, hubungan antara tegangan listrik dengan arus listrik pada sebuah lampu, dan lain sebagainya. Data digunakan sebagai dasar untuk melakukan kalkulasi besaran lain yang terkait dengan pengukurannya serta untuk menggambarkan kesimpulan dari eksperimen yang dilakukan.

Ada beberapa cara untuk menyajikan data, yaitu dengan menggunakan tabel, diagram lingkaran, grafik, dan lain sebagainya. Namun penyajian data yang lebih disukai untuk dapat dengan mudah dianalisa adalah dengan grafik, karena dapat langsung dilihat hubungan data keseluruhan melalui kurva pada grafik. (tidak perlu dijelaskan apa itu grafik; semua orang yang pernah bersekolah pasti tahu apa itu grafik)

#9


Lampu Air - Botol oleh Alfredo Moser

Sudah lama sekali Fisika Veritas ingin membagikan info menarik ini. Artikel ini membahas tentang cara penghematan energi yang dibuat oleh Alfredo Moser; ia membuat lampu air atau lampu botol, tanpa menggunakan listrik tentunya. Ide lampu air / lampu botol Moser ini juga sudah banyak digunakan di Brazil, Filipina dan juga Indonesia. Lampu ini sangat mudah dibuat, sangat murah, dan tidak membutuhkan desain atau perhitungan yang rumit.

Alfredo Moser adalah seorang ahli mekanik Brazil. Pada tahun 2002, Moser membuat lampu tanpa listrik, lampu ini dikenal juga sebagai lampu air atau lampu botol. Datangnya ide itu sebenarnya cukup sederhana: bagaimana caranya untuk mengatasi pemadaman listrik di Brazil tahun 2002 silam, dan bagaimana caranya agar sistem penerangan di siang hari menjadi lebih hemat energi listrik.

Gambar 1. Moser dan Lampunya (bbc.co.uk)
Kita langsung saja ke cara kerja lampu buatan Moser ini. Lampu ini sebenarnya hanya menggunakan sebuah botol plastik ukuran 1.5 liter (juga bisa botol beling) yang diisi air, botol yang diisi air ini akan mampu membiaskan cahaya matahari yang masuk ke dalam lampu air tersebut. Lampu ini dapat menjadi alternatif penerangan tanpa listrik di siang hari.

“Tambahkanlah dua sendok pemutih untuk melindungi air sehingga warnanya tidak berubah menjadi hijau karena lumut. Semakin baik lagi jika botolnya bersih,” ujar Moser.

Moser melubangi genteng/atap rumahnya dengan bor dari bawah ke atas dan kemudian mendorong botol (lampu air/botol) ini ke dalam lubang yang ia buat itu hingga botol tersangkut.
"Anda tinggal menutup celah di antara botol itu dengan menggunakan resin poliester. Bahkan ketika hujan turun, atap tidak akan pernah bocor - tidak setetespun," katanya.
Cahaya matahari akan masuk ke dalam botol berisi air yang disangkurkan di lubang atap dan akhirnya cahaya dapat terbiaskan ke dalam rumah melalui botol berisi air tersebut.

Gambar 2. Cara Kerja Lampu Air - Botol
Walupun ide lampu ini dicetuskan tahun 2002 silam, namun ide ini masih tetap sangat bagus jika direalisasikan di rumah-rumah yang tidak terjangkau listrik, sangat bagus juga bagi rumah-rumah yang ingin menghemat listrik di siang hari untuk rumahnya yang gelap. Ide ini cukup sederhana dan dampaknya luar biasa. Walaupun hanya bisa digunakan pada siang hari yang cerah, Moser layak mendapatkan apresiasi.

Kamu tertarik membuat lampu ini? Kamu punya ide yang lebih baik daripada ide Moser agar ada lampu tanpa menggunakan listrik yang bisa digunakan pada malam hari?

TRIVIA:
Di Indonesia dan negara-negara lain sebenarnya sudah ada yang memikirkan ide yang mirip ide Moser ini. Di rumah-rumah yang padat penduduk seperti Jakarta, biasanya orang-orang menambahkan atap transparan (banyak tersedia di toko bangunan) di kamar mandi atau dapur, sehingga cahaya matahari dapat masuk ke dalamnya tanpa membiarkan panasnya masuk. Namun ide atap transparan mungkin lebih mahal dibandingkan dengan ide lampu air.

Ide lampu air Moser ini juga sudah banyak dikembangkan oleh pelajar-pelajar sekolah menengah di Indonesia sejak berita tentang lampu air ini datang ke Indonesia. Ada yang menggunakan amonia sebagai ganti air di dalam botolnya atau ada juga yang menggunakan campuran air dengan cuka agar pembiasan cahaya menjadi lebih maksimal dan rumah dapat menjadi lebih terang dengan menggunakan lampu ini.