Viskositas
merupakan salah satu sifat (property)
fluida. Sebelum
lebih jauh, kita bahas terlebih dahulu beberapa konsep fluida.
Secara sederhana, fluida dapat diartikan sebagai zat yang dapat mengalir,
seperti cairan dan gas.
Jika zat padat diletakkan ke dalam fluida, maka secara alamiah zat padat
itu akan mengalami gaya Archimedes atau biasa disebut dengan gaya apung (FA);
dan gaya gesek internal atau gaya Stokes antara zat padat tersebut dengan
fluida. Gaya apung disebabkan oleh karena adanya perbedaan massa jenis (ρ) sedangkan gaya Stokes (FS)
disebabkan oleh kekentalan (viscosity).
Kekentalan atau viskositas dalam fisika dilambangkan dengan huruf Yunani
η (baca: eta), ada juga
beberapa literatur yang melambangkannya dengan huruf Yunani μ (baca: myu).
Jenis-jenis aliran fluida (berdasarkan bilangan Reynold (Re)):
1. Aliran
Laminar (laminar flow) merupakan
aliran fluida yang seragam, lancar, smooth.
(Re < 2100)
2. Aliran
Turbulen (turbulent flow) merupakan
aliran fluida yang acak, kacau, random.
(Re >> 2100)
3. Aliran
Transisi (transition flow) merupakan
aliran yang agaknya seragam namun sedikit turbulen. (bilangan Reynold di antara
Re laminar dan Re turbulen)
Aliran-aliran
fluida di atas disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kecepatan fluida, viskositas
fluida, massa jenis fluida, dan diameter pipa. Studi modern dinamika fluida
tentang aliran (flow) baik dari sisi
sains maupun teknik ada pada konsep bilangan Reynold, yang mana berguna untuk
menganalisis kerusakan pipa minyak, analisis pengikisan kolestrol oleh darah,
dsb; tidak akan kita bahas lebih jauh di sini!
Sekarang
kita kembali ke bahasan utama, yaitu viskositas. Viskositas adalah sifat fluida
untuk cenderung membuat fuida itu menjadi sulit mengalir; dan juga mempersulit
mengalirnya benda lain relatif terhadap fluida tersebut. Semakin tinggi
viskositas suatu fluida maka fluida itu semakin sulit untuk mengalir, dan
semakin rendah viskositas suatu fluida maka fluida itu semakin mudah untuk
mengalir.
Dengan
praktikum sederhana, kita dapat mengetahui viskositas suatu fluida (khusus
untuk cairan) dengan menggunakan sebuah bola ukuran kecil yang dibiarkan
bergerak di dalam fluida, kita mengamati gerakan bola sebagai aliran fluida
relatif bola tersebut; ini tentu lebih mudah dilakukan ketimbang bola yang diam
dan fluida yang dialirkan melewati bola kecil tersebut. Untuk analisis, baik
bola yang diam dan fluida yang mengalir maupun fluida diam dan bola yang
bergerak dalam fluida, keduanya setara karena gerak adalah relatif, tapi kita
cari cara yang lebih mudah!
Selanjutnya
kita harus memenuhi syarat dan prosedur berikut
Syarat
yang harus dipenuhi adalah syarat berlakunya rumus gaya Stokes (FS),
di mana semua peralatan dan kondisinya ideal, syarat-syaratnya:
1. Luas
wadah tempat fluida harus besar sekali relatif bola (atau bisa juga juga bola
jauh lebih kecil daripada wadah fluida asalkan bola cukup berat untuk bergerak
tanpa berbelok-belok dalam fluida tersebut). Hal ini agar aliran jejak
terlewatinya bola tidak mengacaukan pergerakan bola karena alirannya yang memantul
dari dinding-dinding wadah ke bola.
2. Kecepatan
bola terhadap fluida tidak terlalu besar. Hal ini agar ruang kosong yang
disebabkan jejak bola yang bergerak tidak tertutup dengan cepat dan mengacaukan
gerakan bola.
3. Fluida
tidak dalam keadaan turbulen. Tentu saja.
Prodesur
praktikumnya cukup sederhana.
Pertama-tama, ukurlah massa dan jari-jari bola (catat sebagai m dan r), dan ukurlah massa jenis fluida dengan menggunakan hidrometer
(catat sebagai ρfluida).
Kemudian kita perlu mengukur kecepatan jatuh bola dalam fluida tersebut (v).
Untuk mengukur kecepatan bola yang jatuh di dalam fluida tersebut. Masukkan
bola berjari-jari r ke dalam tabung berjari-jari R berisi fluida yang akan
dicari tahu viskositasnya setelah sebelumnya tabung tersebut telah diberi tanda
seperti pada gambar (bisa dengan karet atau tali). Usahakan bola dimasukkan ke
dalam fluida tanpa kecepatan awal.
Alasan diberi jarak dari permukaan fluida adalah agar saat kita mengukur
kecepatan bola tersebut, bola sudah dalam keadaan tunak atau sudah tidak
dipercepat lagi, kecepatannya sudah konstan; hal ini juga memudahkan kita untuk
menentukan viskositas dari analisis hukum Newton pertama (di mana a = 0, keadaan tunak).
Satu langkah lagi, kita perlu menurunkan rumus untuk mengetahui viskositas
fluida tersebut dari hukum Newton.
Dengan mensubstitusikan informasi-informasi besaran yang telah kita ukur
sebelumnya ke dalam rumus di atas, kita dapat mengetahui viskositas fluida
tersebut.
No comments :
Post a Comment
Silahkan Tulis Komentar Kamu :)