Pada kali
ini, Fisikaveritas ingin berbagi informasi tentang eksperimen psikologis,
informasi ini sangat bagus jika diketahui banyak orang.
Eksperimen
Marshmallow diperkenalkan pada tahun 60-an oleh Walter Mischel, seorang
profesor di Columbia University, Amerika Serikat. Eksperimen ini bertujuan
untuk mengamati kemampuan kontrol diri pada anak-anak. Mau tahu seperti apa
eksperimen ini? Eksperimennya sangatlah sederhana. Seorang anak prasekolah diberi
sepotong marshmallow, anak ini dijanjikan akan diberikan sepotong marshmallow
lagi asalkan dia mau menunggu selama 15 menit
–lama waktunya sendiri sebenarnya tidak disampaikan ke anak tersebut.
Anak prasekolah tadi boleh memilih untuk memakan marshmallow itu langsung atau
menunggu.
Coba Kamu
bayangkan bagaimana ekspresi anak-anak dalam eksperimen tersebut, mereka
sendiri di ruangan dan dihadapkan dengan makanan yang dia sukai, lucu ‘kan? Mereka sebisanya menahan keinginan
untuk memakan marshmallow itu langsung dengan harapan akan mendapatkan sepotong
marshmallow lagi. Bayangkan rasanya menunggu 15 menit, bagi anak-anak pasti
sangat lama..

Hasil
eksperimen mendapat konfirmasi belasan tahun kemudian. Anak-anak yang mampu
menahan diri pada tes ekperimen itu ternyata hidupnya jauh lebih sukses,
mendapatkan skor akademik yang lebih tinggi, dan berhasil dalam lingkungan
pertemanan.
Eksperimen
seperti ini juga terlihat pada peristiwa sehari-hari. contohnya pada ujian
sekolah. Seorang siswa dihadapkan dengan dua pilihan: bersantai-santai ria
sekarang atau menunda kesenangannya dan berusaha menyiapkan materi ujian
sebaiknya. Banyak contoh-contoh lain yang bisa ditemukan dengan mudah di
sekitar kita, di mana pengendalian diri atau disiplin diri menjadi nilai utama
untuk sukses.
Kamu mungkin
bertanya, bagaimana dengan anak-anak yang sudah terlanjur memakan langsung
marshmallow tanpa menunggu? Apakah masa depannya akan lebih suram? Tidak selalu
demikian, ini dapat menjadi masukan yang sangat membangun untuk orang tua agar
memperbaiki pola asuh dan pola pendidikan kepada anaknya, mungkin sudah saatnya
membangun kedisiplinan anak-anak, melatihnya untuk menahan diri, alih-alih
menuruti semua keinginannya.
Eksperimen
ini sungguh menarik, kita dapat melakukannya pada adik-adik kita atau anak-anak
kita. Ini adalah salah satu sarana yang baik untuk disimulasikan pada tahap
dini pengembangan kepribadian seseorang.
Disari dari:
Hernendi, Syafril. 2010. Mimpi Kosong,
Mimpi Isi. Diva Press: Jogjakarta
kereen, terus perbanyak lagi konten filosofinya ya kaak. Makasih :))
ReplyDeleteOK Syifa Ghifary..
DeleteSama-sama :))