Manakah yang
lebih dulu sampai ke tanah, peluru yang dijatuhkan atau peluru yang ditembakkan
secara mendatar dari ketinggian dan saat yang sama? (dengan mengabaikan gesekan
udara dan faktor penghambat lainnya)
Gambar 1. Peluru dijatuhkan dari ketinggian yang sama dan pada saat yang bersamaan |
Hampir
setiap orang biasanya akan langsung menjawab bahwa yang sampai ke tanah lebih
dulu adalah peluru yang dijatuhkan; perlu kamu ketahui bahwa jawaban tersebut
salah, lalu apakah peluru yang ditembakkan mendatar itu yang sampai ke tanah
lebih dulu? Tidak!
Jawabannya
adalah kedua peluru tadi akan menyentuh tanah secara bersamaan. Bagi yang
terbiasa dengan konsep mekanika, pasti kamu sudah mengetahui hal ini, dan hal
ini bukanlah sesuatu yang luar biasa dalam fisika, namun sesuatu yang
seharusnya terjadi dan yang paling wajar.
Kita cerita dulu
tentang Galileo (fisikawan abad ke-16). Konsep gerak
secara rinci pertama kali dipikirkan oleh Galileo. Galileo adalah orang pertama
yang merumuskan konsep fisika (khususnya tentang gerak) dengan menggunakan
bahasa matematika (baca: bahasa ilmu pengetahuan) –memang, tanpa matematika,
fisika tidak akan berkembang sampai sejauh ini–.
![]() |
Gambar 2. Galileo Galilei |
Kamu mungkin
tahu tentang eksperimen Galileo untuk membuktikan bahwa benda berat dan benda
ringan akan sampai ke tanah secara bersamaan jika dijatuhkan dari ketinggian
dan saat yang sama (jika di ruang hampa udara). Galileo –konon– melakukannya di
atas menara miring Piza di Italia, di mana orang-orang pada saat itu masih
percaya pendapat filsuf Yunani kuno yang bernama Aristoteles (abad ke-4 SM)
yang menyatakan bahwa benda yang memiliki bobot yang lebih beratlah yang akan
sampai ke tanah duluan. Namun eksperimen Galileo membuktikan sekaligus
menegaskan bahwa benda yang berat dan benda yang ringan akan menyentuh tanah
secara bersamaan jika ketinggian dan saat menjatuhkannya sama. (biasanya
benda-benda yang tidak menyentuh tanah secara bersamaan dikarenakan oleh
hambatan udara.)
Cobalah
dengan dua helai kertas HVS 80 gram, satu diremas dan satu lagi tidak, jatuhkan
dari ketinggian dan saat yang sama, pastilah kertas yang diremas akan sampai ke
tanah duluan, padahal bobotnya sama 80 gram; jika Aristoteles benar, maka
seharusnya kedua kertas tadi akan sampai ke tanah bersamaan karena bobotnya
sama; Aristoteles salah, tentu saja karena Aristoteles tidak mempertimbangkan
hambatan udara. Eksperimen sederhana ini menunjukkan bahwa bobot tidak
mempengaruhi laju jatuh benda bukan? (sebenarnya Aristoteles dapat dibantah
dengan eksperimen sederhana ini.)
Oke, kita
telah banyak berbicara mengenai gerakan jatuh bebas satu dimensi. Pertanyaan
pada posting ini sebenarnya adalah
konsep gerak satu dimensi (peluru yang dijatuhkan) dengan gerak dua dimensi
(untuk peluru yang ditembakkan).
Gambar 3. Gerak 1-D dengan gerak 2-D |
Sekarang,
kenapa keduanya menyentuh tanah bersamaan? Coba pikirkan apa yang menyebabkan
benda tersebut jatuh, ya, gravitasi, arahnya? Ke pusat bumi / ke bawah.
Satu-satunya yang menyebabkan keduanya bergerak ke bawah adalah gravitasi, jadi
wajar keduanya sampai ke tanah bersamaan; lalu bagaimana dengan gerak ke
samping peluru yang ditembakkan? Eksperimen Galileo juga menegaskan bahwa gerak
pada arah tertentu tidak mempengaruhi gerak pada arah lainnya jika -komponen- gerak tadi
saling tegak lurus. Berikut adalah foto eksperimen modern tentang gerak dua
dimensi dengan gerak satu dimensi yang saling bebas, diambil dengan selang
waktu yang sama di dalam ruang hampa udara.
![]() |
Gambar 4. Ekspreimen gerak di dalam ruang hampa udara |
Cobalah
eksperimen ini jika kamu ragu.
Konsep Komponen Gerak (Lanjutan)
Gambar 5. Komponen gerak pada arah sumbu y pada gerak 2-D ini sama dengan gerak jatuh bebas |
Gambar di
atas sama seperti sebelumnya, kedua peluru akan menyentuh tanah secara
bersamaan. Untuk memahami konsep mengenai komponen gerak, –bayangkan– soroti bola yang dilempar
mendatar dari depan dengan cahaya senter. Bayangan bola yang dilempar mendatar
tadi akan berperilaku persis seperti bola yang dijatuhkan saja; nah bayangan
inilah yang bisa disebut dengan proyeksi atau komponen gerak. Jadi, komponen
gerak pada dimensi sumbu x tidak akan mempengaruhi komponen gerak pada sumbu y
atau z maupun sebaliknya. Nah, jika peluru ditembakkan mendatar, gerakan ke
bawahnya akan sama saja dengan gerak jatuh bebas, maka kedua peluru tadi (pada
pertanyaan posting ini) akan sampai
ke tanah secara bersamaan.
Konsep gerak
yang dirumuskan oleh Galileo kemudian diperluas oleh Isaac Newton dalam
karyanya yang terkenal,“Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica“ atau yang lebih dikenal/disingkat sebagai "Principia".
Newton pernah berkata bahwa dia bisa membuat karya besar itu karena dia
berada/berdiri di atas bahu sang raksasa (agar dapat melihat secara lebih
luas dari ketinggian). Sang raksasa tersebut maksudnya adalah
Galileo Galilei yang telah menginspirasinya. Kutipan Newton yang memuji Galileo
ini dapat kamu lihat di Penelusuran Google Cendikia.
No comments :
Post a Comment
Silahkan Tulis Komentar Kamu :)