Alkisah ada
seorang pemuda yang hendak pergi ke negeri Filosofia, namun pemuda tersebut
hanya berbekal pertanyaan-pertanyaan ke warga setempat untuk sampai ke
tujuannya tersebut. Pemuda itu tidak mengetahui ke mana arah untuk sampai ke
negeri Filosofia.
Kemudian
pemuda itu melewati satu jalan panjang di padang pasir, dia ingat jawaban warga
yang ditanyainya sebelumnya bahwa untuk sampai ke negeri Filosofia, dia harus
menempuh jalan di padang pasir itu sampai ada dua cabang jalan di tengah-tengah
padang pasir itu. Setelah berjalan sampai matahari tepat di atas kepalanya,
pemuda itu menemukan dua cabang jalan yang dikatakan salah seorang warga tadi,
jika dia sampai di percabangan jalan, di setiap cabang tadi ada satu orang
penjaga, satu cabang dijaga oleh pembohong, satu lagi dijaga oleh orang jujur,
kedua penjaga jalan itu bersaudara, namun warga tadi menolak untuk memberi tahu
cabang mana yang menuju ke negeri Filosofia dan yang mana di antara kedua
penjaga cabang jalan tadi yang jujur dan yang bohong. Dia hanya berkata bahwa
masing-masing penjaga itu hanya bisa ditanyai satu kali,“sekali penjaga itu
menjawab pertanyaanmu, ia tidak akan berkata-kata lagi. Jadi, pikirkan
baik-baik pertanyaan yang harus kau ajukan ke penjaga tersebut“, begitulah kata
salah seorang warga tadi ingat sang pemuda.
Pemuda tadi
berpikir keras, pertanyaan apa yang harus diajukannya ke penjaga setiap jalan
itu untuk sampai ke negeri Filosofia, karena ia tidak tahu jalur kanan atau
kiri yang menuju negeri Filosofia atau yang mana di antara kedua penjaga tadi
yang bohong dan jujur.
Setelah
berpikir keras, akhirnya ia tahu pertanyaannya, dan ternyata benar. Akhirnya
setelah setengah hari perjalanan ia sampai ke negeri Filosofia.
Menurutmu,
apa pertanyaan yang diajukan pemuda tadi ke penjaga jalan agar pemuda tadi bisa
sampai ke negeri Filosofia?
Menyerah? Klik Negeri Filosofia.
No comments :
Post a Comment
Silahkan Tulis Komentar Kamu :)