The Last Question Karya Isaac Asimov dalam Bahasa Indonesia

Pecinta cerita sains fiksi (atau fiksi ilmiah) pasti tahu tentang Isaac Asimov. Isaac Asimov adalah seorang penulis sains fiksi yang sangat terkenal, ia berasal dari Rusia, lahir pada 2 Januari 1920 (meninggal pada 6 April 1992, umur 72 tahun). Ada sekitar 463 buku yang telah ia tulis dan ada beberapa cerita pendek yang ia ciptakan (di antaranya yang terkenal adalah Bicentennial Man (pernah difilmkan); dan The Last Question), dari sekian banyak karya yang ia tulis itu, ada satu cerita pendek yang paling dia sukai, judulnya adalah The Last Question (Pertanyaan Terakhir). Lihat karya lengkapnya di sini: 
http://www.asimovonline.com/oldsite/asimov_big_list.html.
Isaac Asimov
Kali ini Tim Fisika Veritas akan mem-posting terjemahan bebas cerita pendek berjudul The Last Question tersebut agar dapat dinikmati oleh pembaca sains fiksi. Mungkin juga di sini ada pembaca yang dari dulu ingin sekali membaca karya Isaac Asimov yang terkenal ini namun terkendala bahasa Inggris, namun perlu diketahui pula bahwa terjemahan The Last Question di sini mungkin banyak kekurangannya, kami tidak bertanggung jawab atas terjemahan ini sehingga kami menyarankan bagaimanapun agar Kamu membaca versi bahasa Inggrisnya juga. klik The Last Question, Isaac Asimov.
Sedikit ringkasan cerita pendek The Last Question adalah seperti ini: Manusia pada abad ke-21 telah berhasil menciptakan komputer super canggih yang dapat menjawab segala pertanyaan manusia, telah berhasil pula merancang alat-alat yang dapat membantu kegiatan umat manusia, pencapaian pertama komputer super canggih itu adalah alat yang dapat mengambil energi dari sebuah bintang secara langsung. Di lain pihak, karena nantinya bintang-bintang akan habis, maka pertanyaan tentang bagaimana membalikkan kondisi agar bintang-bintang hidup kembali muncul dari mulai abad ke-21, kemudian pertanyaan itu muncul lagi ketika manusia berhasil pergi secara lintas galaksi, lalu manusia berevolusi, lalu manusia mulai meninggalkan tubuh fisiknya dan dapat mengembara di alam semesta dengan pikirannya saja, komputer super canggih itu juga berevolusi menjadi semakin canggih setiap saatnya, sampai akhirnya komputer super canggih itu menemukan sesuatu yang sangat agung. Oke, bagaimana cerita lengkapnya? Tanpa berlama-lama lagi, mari kita baca ceritanya.


Pertanyaan Terakhir
(The Last Question)
Oleh Isaac Asimov
Sejauh ini, cerita kali ini adalah favoritku dari semua cerita yang telah ku tulis.
Setelah semuanya, aku berusaha menceritakan sejarah kehidupan manusia yang hidup di angkasa berturut-turut dalam waktu triliunan tahun dalam bentuk cerita pendek, dan aku menyerahkannya kepada pembaca bagaimana aku menyelesaikannya. Aku juga melakukan kerjaan lain, namun aku tidak akan memberitahumu tentang apa kerjaan itu supaya ceritanya tidak terkuak lebih dulu.
Ini fakta yang mengherankan bahwa banyak sekali pembaca yang menanyaiku kalau aku yang menulis cerita ini. Mereka kelihatannya seperti tidak mengingat judul dari suatu cerita atau (tidak yakin) siapa pengarangnya, kecuali hanya ingatan samar-samar yang itu mungkin aku (pengarangnya). Tetapi tentu saja, mereka tidak akan melupakan cerita ini, terutama pada ending-nya. Ide ceritanya tampak menenggelamkan segala sesuatu – dan aku puas kalau itu akan terjadi. 
***


Pertanyaan terakhir telah ditanyakan pertama kalinya, walaupun dengan separuh bercanda, pada tanggal 21 Mei 2061; pada saat manusia untuk kali pertamanya, melangkah ke era cahaya. Pertanyaan itu muncul karena ada yang bertaruh sebesar 5 dolar atas minuman beralkohol highballs yang mereka minum, dan begini ceritanya:
Alexander Adell dan Bertam Lupov adalah dua orang pelayan setia Multivac. Sebagaimana umumnya manusia lain, mereka mengetahui apa yang terjadi di balik wajah dingin, berbunyi klik (clicking), dan berkelap-kelip – wajah yang ukurannya bermil-mil –  dari komputer raksasa itu. Mereka agaknya memiliki keraguan tentang rencana besar dari sekumpulan relay serta sirkuit listrik yang telah sejak lama berkembang dari masa lalu itu, di mana setiap manusia dimungkinkan untuk benar-benar memahami segala sesuatu darinya.
Multivac dapat menyesuaikan (adjust) dan mengoreksi dirinya sendiri. Itu sudah seharusnya, karena tidak ada manusia yang dapat melakukan penyesuaian dan mengoreksinya dengan cukup cepat, bahkan tidak akan pernah cukup untuk cukup cepat. Adell dan Lupov mengurusi raksasa dahsyat itu dengan mudah, seperti manusia lainnya. Mereka ‘memberinya makan’ dengan data-data, mengatur berbagai pertanyaan-pertanyaan yang dibutuhkan dan menerjemahkan jawabannya.  Pastinya mereka berdua, dan manusia lainnya, telah sangat terkenal karena bisa berbagi kejayaan dengan Multivac.
Selama beberapa dekade, Multivac telah membantu manusia dalam mendesain pesawat-pesawat dan melakukan plot lintasan yang dapat mengantarkan manusia untuk mencapai Bulan, Mars, dan Venus, namun waktu itu, kekurangan sumber daya alam di bumi tidak dapat men-suport pesawat-pesawat ini. Terlalu banyak energi yang dibutuhkan untuk suatu perjalanan panjang. Bumi telah mengeksploitasi batu bara dan uranium dengan disertai peningkatan efisiensinya, namun hanya itu saja tidak cukup.
Secara perlahan, Multivac telah cukup belajar untuk mempelajari pertanyaan yang lebih dalam, yang lebih fundamental; dan pada tanggal 14 Mei 2061, apa yang sebelumnya hanya teori, menjadi kenyataan.
Energi matahari disimpan, dikonversi, dan digunakan secara langsung pada skala planet. Semuanya di bumi mematikan sistem pembakaran batu baranya (dan BBM), sistem fisi uraniumnya, dan memadamkan sistem yang menghubungkan semua stasiun-stasiun kecil, satu mil diameternya, yang mengelilingi bumi pada setengah jarak ke bulan. Semuanya di bumi beroperasi oleh sistem penyorot tenaga matahari yang tak terlihat. Tujuh hari setelah penemuan ini belum cukup untuk mematikan kejayaannya, Adell dan Lupov pada akhirnya berpikiran untuk lepas dari perhatian publik, dan bersembunyi dari keramaian ke dalam sebuah ruangan bawah tanah yang mana sebagian tubuh agung Multivac terkubur. Tidak diperhatikan, tidak terganggu, dan dapat mensortir data dengan klik yang membosankan, Multivac, juga, telah memperoleh hari liburnya dan dua orang laki-laki itu mengapresiasi hal itu. Mereka tidak mendapat perhatian sama sekali, atau tepatnya, tidak ada yang mengganggu.
Mereka membawa sebuah botol bir untuk menemani mereka, dan mereka hanya konsen pada momen yang rileks ini di perusahaan tersebut.
“Ini luar biasa ketika kau memikirkannya,” kata Adell. Wajahnya yang lebar berkerut tanda kelelahan, dan mereka minum dengan perlahan, sembari melihat batu es di dalam gelasnya yang bergerak-gerak. “Semua energi dapat kita gunakan dengan gratis. Energi yang cukup, jika kita ingin menggunakannya untuk mencairkan seluruh bumi menjadi tetesan besar besi cair yang kotor, dan masih ada energi yang dapat kita gunakan selamanya, dan selamanya, dan selamanya.” Lupov menolehkan kepalanya ke samping. Dia punya trik untuk melakukan sesuatu yang ia ingin itu menjadi sesuatu yang saling kontra, dan ia sekarang menginginkan kontra, sedikit. “Tidak selamanya,” katanya.
“Oh, sial, sedikit kurang dari selamanya. Energi matahari masih terus berkurang, Bert.”
“Tidak selamanya.”
“Oke, lalu. Miliar, miliaran tahun. Sepuluh miliar, mungkin. Kau puas?”
Lupov menyisirkan jarinya ke rambutnya yang tipis dan dengan tenang meminum birnya. “Sepuluh miliar tahun bukanlah selamanya.”
“Baiklah, itu setidaknya sama dengan akhir waktu kita, ‘kan?”
“Jadi, bagaimana dengan batu bara dan uranium.”
“Oke, oke, tapi sekarang kita dapat menyantelkan setiap pesawat luar angkasa ke stasiun surya, dan pesawat itu dapat terbang ke Pluto dan kembali lagi berjuta-juta kali tanpa khawatir kehabisan bahan bakar. Kau tidak bisa melakukan itu dengan batu bara dan uranium. Tanyakan Multivac, jika kau tak mempercayaiku.”
“Aku tidak perlu menanyakannya ke Multivac. Aku sudah tahu itu.”
“Lalu berhentilah memaksakan apa yang telah Multivac lakukan untuk kita,” kata Adell dengan berapi-api, “Ia telah melakukan yang benar.”
“Siapa yang mengatakan itu tidak benar? Apa yang kukatakan adalah, bahwa matahari tidak akan bertahan selamanya. Itu yang kukatakan. Kita aman untuk jangka waktu miliaran tahun, lalu apa?” Lupov menyilangkan jari-jarinya. “Dan jangan katakan kalau kita akan pindah ke matahari yang lain.”
Ada keheningan sejenak. Adell meletakkan gelasnya ke bibirnya dengan sedikit santai, dan mata Lupov perlahan terpejam. Mereka beristirahat.
Lalu mata lupov terbuka dengan cepat. “Kau sedang berpikir kalau kita akan pindah ke matahari lainnya ketika matahari kita telah kehabisan energinya, begitukah?”
“Aku tidak berpikir begitu.”
“Ya tentu saja. Kau lemah dalam berlogika, itu masalahmu. Kau seperti laki-laki yang terjebak hujan lebat kemudian berlari ke salah satu pohon di hutan dan berteduh di bawahnya. Laki-laki itu tidak khawatir, kau tahu, karena ia yakin ketika pohonnya itu sudah basah kuyup, ia cuma perlu pergi ke pohon lainnya.”
“Aku mengerti pengibaratannya,” kata Adell. “Jangan menyelaku dulu. Ketika matahari kita habis, bintang-bintang lainnya pun sama-sama akan habis pula.”
“Iya begitu,” gerutu Lupov. “Semuanya berawal pada permulaan ledakan alam semesta, ledakan kosmik, apapun itu, itu semua akan berakhir ketika semua bintang menjadi padam. Beberapa bintang lebih cepat kehabisan energinya daripada bintang lainnya. Sialnya, bintang raksasa cuma bertahan selama ratusan miliar tahun. Matahari kita akan bertahan selama sepuluh miliar tahun dan mungkin bintang kerdil akan bertahan selama dua ratus miliar tahun. Tapi, kita anggap saja bahwa akan ada triliunan tahun lagi sampai semuanya menjadi gelap. Entropi akan bertambah sampai maksimum.”
“Aku tahu semuanya tentang entropi” kata Adell sambil berdiri dengan gagah.
“Kau benar-benar tahu?”
“Aku tahu sebanyak yang Kau tahu.”
“Lalu, kau tahu bahwa semuanya akan mati suatu saat.”
“Benar. Siapa bilang semuanya tidak akan mati?”
“Kau yang mengatakannya, dasar tolol. Kau mengatakan kalau kita punya energi yang cukup, untuk selamanya. Kau bilang ‘selamanya’.”
Sekarang giliran Adell untuk kontra. “Mungkin kita dapat membangunkan segalanya lagi suatu hari nanti,” katanya.
“Tidak akan pernah.”
“Kenapa tidak? Suatu hari nanti.”
“Tidak akan.”
“Tanyakan Multivac.”
“Kau tanyakan Multivac. Aku menantangmu. 5 dolar jika ia mengatakan itu tidak bisa.”
Adell sedikit mabuk untuk mencobanya, tapi sedikit kesadarannya cukup untuk mengungkapkan pertanyaannya dalam bentuk simbol-simbol dan operasi-operasi yang dimengerti komputer itu, yang dalam bentuk kalimat kira-kira artinya seperti ini: Akankah manusia suatu hari nanti tanpa energi yang ada mampu mengembalikan matahari ke kemudaannya secara penuh bahkan seletah matahari itu mati karena ketuaannya?
Atau mungkin lebih sederhananya seperti ini: Adakah cara agar total entropi alam semesta berkurang secara besar-besaran?
Multivac terasa seperti mati dan hening. Kedip cahaya yang pelan darinya memadam, suara-suara klik dari relay listriknya berhenti.
Lalu, dua orang teknisi yang ketakutan itu tidak dapat menahan napas lebih lama, tiba-tiba muncul kertas jawaban keluar dari Multivac. Tujuh kata tercetak di sana: TIDAK CUKUP DATA UNTUK JAWABAN YANG BERARTI.
“Tidak ada taruhan,” Lupov berbisik. Mereka meninggalkannya dengan tergopoh-gopoh.
Keesokan paginya, mereka berdua masih tidur dengan kepala yang berdenyut dan mulut yang berbusa karena mabuk, mereka melupakan insiden semalam.
 ***

Jerrodd, Jerrodine, dan Jerrodette I dan II memandangi pemandangan berbintang dalam sebuah layar visiplat dengan tampilan yang berubah-ubah karena melintasi hiperspace tanpa adanya selang waktu (non-time lapse). Pada waktu itu, pada layar visiplat, terlihat sebuah cakram yang bercahaya terang, sebesar kelereng di antara bintang-bintang yang bagaikan butiran bubuk sebagai latarnya.
“itu X-23,” kata Jerrodd dengan penuh kepercayaan diri. Tangannya yang kurus tersemat dengan ketat di punggungnya dan ruas-ruas jarinya berwarna putih. Jerrodette kecil, keduanya adalah perempuan, melintasi hyperspace untuk pertama kalinya dalam hidup mereka dan merasa seakan kesadaran mereka keluar pada kejadian itu.  Mereka berdua berhenti terkekeh dan saling kejar-kejaran dengan liarnya di sekitar ibu mereka, dan menjerit-jerit, “Kita telah sampai ke X-23 – kita telah sampai ke X-23 – kita telah ... –“
“Tenanglah, anak-anak.” kata Jerrodine dengan tajam. “Kau yakin, Jerrodd?”
“Apa yang tidak membuatku yakin?” tanya Jerrodd sembari mengamati sekilas fitur tonjolan-tonjolan berlapis logam di langit-langitnya. Pesawat luar angkasa mereka sungguh besar, sejauh mata memandang.
Jerrodd hampir tidak mengetahui sesuatu pun tentang silinder besar yang terbuat dari logam di sana kecuali orang-orang menyebutnya sebagai sebuah Microvac, yang mana siapa saja dapat menanyakan pertanyaan apapun yang ia mau padanya; jika seseorang tidak menanyainya, ia masih tetap melakukan tugasnya memandu pesawat untuk menentukan tujuan perjalanan, men-suplai energi dari berbagai pembangkit listrik sub-galaktik; dan menghitung rumus-rumus untuk pelompatan secara hyperspatial.
Jerrodd dan keluarganya hanya menunggu dan hidup dengan penduduk-penduduk lainnya yang tinggal di pesawat yang nyaman tersebut. Seseorang mengatakan kepada Jerrodd bahwa “ac” pada akhir kata “Microvac” dipahami sebagai “automatic computer” dalam bahasa Inggris kuno, ingatannya tentang hal itu berada di ujung jurang lupa. Air mata Jerrodine berlinang ketika melihat ke visiplat. “Aku tidak bisa. Aku merasa aneh meninggalkan bumi.”
“Kenapa?” tanya Jerrodd. “Kita tidak memiliki apa-apa lagi di sana. Kita akan memiliki segalanya di X-23. Kau tidak akan sendirian. Kau tidak akan menjadi pionir di sana. Sudah ada jutaan orang di planet itu. Oh Tuhan, cucu dari cucu-cucu kita akan mencari dunia lain karena X-23 pun nantinya akan terlalu padat penduduk.” Lalu, berselang kemudian, “Aku katakan padamu, kita beruntung bahwa komputer-komputer bekerja secara antar-bintang, menjelajahi ras-ras kehidupan yang sedang berkembang.”
“Aku tahu, aku tahu,” kata Jerrodine dengan terisak-isak.
Jerrodette I berkata dengan seketika, “Microvac kita adalah Microvac terbaik di dunia.”
“Kupikir juga seperti itu,” kata Jerrodd sambil mengelus rambut putrinya itu.
Ini adalah perasaan yang menenangkan karena memiliki Microvac sendiri dan Jerrodd senang menjadi bagian dari generasinya sekarang ini, bukan generasi yang lain. Pada masa ayahnya, komputer-komputer berkemampuan luar biasa berukuran sampai ratusan mil persegi luasnya. Hanya ada satu komputer itu untuk sebuah planet. Komputer itu disebut sebagai Planetary AC. Perbaikan ukuran komputer-komputer itu berkembang selama ribuan tahun, dan pada suatu waktu, ada sebuah penyempurnaan. Sebagai pengganti transistor, katup-katup molekular digunakan, sehingga dulunya Planetary AC yang paling besar pun, sekarang dapat dibuat sekecil mungkin hingga muat diletakkan dalam separuh volume dari sebuah pesawat luar angkasa.
Jerrodd merasa sedikit sombong, karena ia selalu berpikir bahwa Microvac personalnya jauh lebih canggih daripada Multivac kuno dan primitif pertama yang telah menjinakkan energi matahari di masa lalu, dan hampir secanggih Planetary AC terbesar di bumi yang pertama kali menyelesaikan masalah perjalanan hyperspatial dan memungkinkan perjalanan antar bintang.
“Ada begitu banyak bintang, begitu banyak planet,” desah Jerrodine yang sibuk dengan pikirannya sendiri. “Aku berpikir bahwa keluarga-keluarga yang ada akan terus pindah ke planet baru selamanya, seperti yang kita lakukan sekarang.”
“Tidak selamanya,” kata Jerrodd dengan sebuah senyuman. “Ini akan berakhir suatu hari nanti, miliaran tahun nanti, miliar milaran tahun. Ketika bintang-bintang memadam, kau tahu. Entropi selalu bertambah.”
“Apa itu entropi, ayah?” Jerrodette II melengking.
“Entropi, manisku, adalah kata yang menyatakan besarnya kehabisan energi (kerusakan) dari sesuatu. Semuanya akan kehabisan energi, kau tahu, seperti robok walkie-talkie kecilmu, kau ingat?”
“Tak bisakah Ayah meletakkan ke dalamnya sebuah baterai baru, seperti pada robotku?”
“Justru bintang-bintang itulah ‘baterainya’, sayangku. Ketika mereka habis, tidak ada lagi ‘baterai’ atau pembangkit listrik.”
Jerrodette I pun ikut menyeru. “Jangan biarkan itu terjadi, Ayah. Jangan biarkan matahari menjadi padam.”
“Lihat apa yang telah kau lakukan,” bisik Jerrodine dengan jengkel.
“Bagaimana aku tahu kalau aku menakuti mereka?” Jerrodd berbisik balik pada istrinya.
“Tanyakan pada Microvac,” kata Jerrode I sambil meratap. “Tanyakan kepadanya bagaimana agar bintang-bintang hidup kembali.”
“Ayo tanyakan,” kata Jerrodine. “Ini akan mendiamkan mereka.” (Jerrodette II mulai menangis juga)
Jerrodd mengangkat bahu. “Sekarang, sekarang, sayang. Aku akan tanya ke Microvac. Tak usah khawatir, dia akan mengatakannya kepada kita.”
Jerrodd bertanya ke Microvac, tak lupa manambahkan “Cetak jawabannya.”
Jerrodd menangkupkan lembaran dari cellufilm tipis dan berkata dengan senyum, “lihatlah sekarang, Microvac mengatakan akan menangani semuanya ketika waktunya datang, jadi tak perlu khawatir.”
Jerrodine berkata, “Sekarang, anak-anak, waktunya tidur. Kita akan berada di rumah baru segera.”
Jerrodd membaca kata-kata yang tercetak pada cellufilm itu lagi sebelum membuangnya: TIDAK CUKUP DATA UNTUK JAWABAN YANG BERARTI.
Dia mengangkat bahu dan melihat ke visiplat. X-23 sudah sangat dekat.
*** 

VJ-23X dari Lameth memandang dalam-dalam ke peta kecil tiga dimensi hitam pekat galaksi-galaksi dan berkata, “apakah kita ini konyol, aku selalu ingin tahu tentang masalah ini?”
MQ-17J dari Nicron menggelengkan kepala. “Kupikir tidak. Galaksi akan terisi penuh dalam waktu lima tahun jika dilihat dari laju pertumbuhan penduduk sekarang ini.”
Keduanya terlihat baru berumur dua puluh tahunan, keduanya tinggi dengan bentuknya yang sempurna.
“Masih,” kata VJ-23X, “aku masih ragu pada laporan dari mahkamah galaksi.”
“Aku belum melihat ada laporan lain yang berbeda.”
VJ-23X mendesah. “Ruang adalah tak terbatas. Ada seratus triliun galaksi di luar sana untuk ditinggali. Bahkan lebih banyak lagi.”
“Seratus triliun bukanlah tak terbatas dan itu akan selalu berkurang dari jumlah tak terbatas setiap saatnya. Coba pertimbangkan! Dua puluh ribu tahun yang lalu, manusia pertama kalinya bisa menyelesaikan masalah penggunaan energi dari bintang-bintang, dan beberapa abad kemudian, perjalanan antar bintang bisa dilakukan. Mulanya, dibutuhkan waktu jutaan tahun untuk manusia agar bisa mengisi penuh planet kecil (bumi), lalu hanya lima belas ribu tahun untuk mendiami bagian yang tersisa dari sebuah galaksi. Sekarang, populasi menjadi dua kali lipat setiap sepuluh tahun –
VJ-23X memotong. “kita dapat berterimakasih pada keabadian untuk itu.”
“Baiklah. Keabadian itu ada dan kita telah berhasil merealisasikannya. Aku mengakui bahwa ada sisi buruknya, keabadian ini. Galactic AC telah menyelesaikan banyak masalah kita, tapi dalam menyelesaikan masalah pencegahan penuaan dan kematian ini, ia tidak menyelesaikan masalah lainnya yang timbul.”“Kau belum akan meninggalkan hidupmu, aku pikir.”
“Tidak pada semuanya.” Potong MQ-17J melunakkan suasana, “belum, aku masih belum berumur. Memangnya, berapa usiamu?”
“Dua ratus dua puluh tiga tahun. Dan kau?”
“Aku masih di bawah dua ratus tahun. –Tapi, mari kembali ke pokok masalah. Populasi menjadi dua kali lipat setiap sepuluh tahun. Sekalinya galaksi ini penuh, kita akan mengisi galaksi lainnya dalam waktu sepuluh tahun. Sepuluh tahun lainnya lagi dan kita akan mengisi dua galaksi lainnya lagi. Satu dekade lagi, empat lagi. Dalam seratus tahun, kita akan mengisi seribu galaksi. Dalam seribu tahun, sejuta galaksi. Dalam sepuluh ribu tahun, seluruh alam semesta. Lalu apa?”
VJ-23X berkata, “Sebagai isu sampingannya, ada masalah transportasi. Aku penasaran berapa banyak unit energi-bintang yang akan dihabiskan untuk memindahkan orang-orang dari satu galaksi ke galaksi selanjutnya.”
“Pokok permasalahan yang sangat bagus, sekarang manusia meng-konsumsi dua unit energi-bintang per tahun.”
“Kebanyakan darinya mubazir. Galaksi kita sendiri menumpahkan seribu unit energi-bintang per tahun padahal yang kita pakai hanya dua dari semuanya itu.”
“Dapat diterima, tapi bahkan dengan seratus persen efisiensi pun, kita pasti akan berakhir. Pertumbuhan akan keperluan energi kita sedang dalam progres geometrik (peningkatan secara cepat), bahkan lebih cepat daripada pertumbuhan populasi kita. Kita akan kehabisan energi jauh lebih cepat daripada kita tidak menemukan galaksi untuk ditinggali. Benar-benar pokok masalah yang penting.”
“Kita, cepat atau lambat akan memiliki keharusan untuk menciptakan bintang-bintang baru dari gas-gas antar bintang.”
“Bagaimana dengan panas yang terdisipasi (terbuang)?” tanya MQ-17J secara sarkastik.
“Mungkin ada suatu cara untuk membalikkan entropi. Kita harus bertanya kepada Galactic AC.”
VJ-23X sebenarnya tidak terlalu serius menanggapi hal ini, tapi MQ-17J mengambil AC-kontak dari sakunya dan meletakkannya di atas meja yang berada di depan mereka.
“Aku juga tidak terlalu serius”, katanya. “Tapi ini adalah sesuatu yang akan dihadapi ras manusia suatu hari nanti.”
Ia menatap tajam ke arah AC-kontaknya yang kecil. Hanya sebuah kubus berukuran dua inci setiap sisinya, dan tidak ada apa-apa di dalamnya, akan tetapi benda itu terkoneksi melalui hyperspace dengan Galactic AC yang Agung, yang melayani umat manusia. Dengan mempertimbangkan adanya hyperspace, benda itu adalah bagian yang terintegrasi dengan Galactic-AC.
MQ-17J menunda keingintahuannya jika suatu hari nanti, dalam kehidupannya yang abadi, ia akan dapat melihat Galactic AC. Berada di dalam dunia kecil, tiang-tiang pengikat seperti jaring laba-laba menahan suatu zat di mana gelombang submeson berada, di dalam katup molekular yang sungguh aneh. Walaupun bagian sub-eteriknya bekerja, Galactic AC diperkirakan berukuran seribu kaki panjangnya.
MQ-17J bertanya kepada AC-kontaknya dengan tiba-tiba, “Dapatkah entropi dibalikkan?”
VJ-23X terlihat begitu terkejut dan langsung berkata, “Oh, aku tidak benar-benar bermaksud agar kau menanyakan hal itu kepadanya.”
“Kenapa tidak?”
“Kita berdua tahu bahwa entropi tidak bisa dibalik. Kau tidak dapat mengubah asap dan abu menjadi sebuah pohon kembali.”
“Aah, apakah ada pohon di duniamu?” tanya MQ-17J.
Suara Galactic AC mengejutkan mereka ke dalam keheningan. Suara yang tipis dan indah keluar dari AC-kontak yang berada di atas meja itu. Ia berkata: TIDAK CUKUP DATA UNTUK SEBUAH JAWABAN YANG BERARTI.
VJ-23X berkata, “Lihat!”
Kedua pria itu kemudian kembali mengurusi laporan yang harus mereka laporkan ke Mahkamah Galaktik.
*** 


Pikiran Zee Prime merentang ke galaksi baru dengan perhatian yang memusingkan di antara puntiran bintang-bintang yang tak terhitung jumlahnya. Ia belum pernah melihat ini sebelumnya. Akankah ia bisa melihat semuanya? Mereka ada banyak sekali, pada setiap mereka terdapat sifat kemanusiaan. Lagi dan lagi, esensi manusia yang sejati dapat ditemukan di sini, di ruang angkasa (space).
Pikiran, bukan tubuh! Tubuh-tubuh yang abadi ditinggalkan di setiap planet-planet, terkurung di dalam eon. Kadangkala, mereka tergairahkan pada aktivitas material, namun sekarang hal tersebut menjadi semakin asing. Beberapa dari individu-individu baru ini datang untuk bergabung dengan perkumpulan yang agung, tapi, kenapa? Hanya ada sedikit ruang di Alam semesta untuk individu-individu baru.
Zee Prime kembali kepada lamunannya atas apa yang terjadi dengan gumpalan individu pikiran-pikiran lainnya.
“Aku Zee Prime,” kata Zee Prime. “dan kau?”
“Aku Dee Sub Wun. Kau berasal dari galaksi apa?”
“Kami hanya menyebutnya galaksi, dan kau?”
“Kami juga seperti itu. Semua orang menyebut galaksi mereka adalah galaksi saja dan tak lebih dari itu. Kenapa seperti itu?
“Benar. Sejak semua galaksi adalah sama.”
“Tidak semua galaksi itu sama. Yang berbeda, ada satu galaksi di mana umat manusia berasal.”
Zee Prime berkata, “Di mana itu?”
“Aku tidak mengetahuinya. Tapi Universal AC tahu.”
“Perlukah kita menanyainya? Aku tiba-tiba menjadi penasaran.”
Zee Prime meluaskan persepsi dan pikirannya sampai-sampai galaksi-galaksi tampak mengecil dan terihat menjadi sesuatu yang baru, bagaikan sebaran bubuk pada background yang lebih besar. Begitu banyak sekali galaksi-galaksi itu, ratusan triliun, semuanya dengan keberadaannya yang abadi, semuanya membawa kecerdasan dengan pikiran yang dapat bergerak secara bebas di ruang angkasa. Dan walaupun begitu, setiap galaksi yang terlihat itu unik dan berbeda di antara yang lain untuk menjadi galaksi asal mula manusia. Satu di antaranya dalam samar-samar dan jejak masa lalu, periode ketika hanya galaksi itu yang didiami oleh manusia. Zee Prime tetap tidak mengetahui di mana galaksi itu.
Zee Prime menjadi sangat ingin tahu untuk mengetahui galaksi asal mula manusia ini dan kemudian ia memanggil: “Universal AC! Di galaksi manakah manusia berasal?”
Universal AC mendengar, ia memiliki reseptor di setiap belahan alam semesta melalui ruang (space), dan setiap reseptor mengarah melalui hyperspace ke suatu titik yang tak diketahui di mana Universal AC menjauhkan dirinya sendiri dari segala sesuatu.
Zee prime tahu bahwa cuma ada satu manusia yang pikirannya dimasukkan ke dalam Universal AC, dan ia diberitahukan oleh sebuah bola yang bersinar, dua kaki jauhnya, sulit untuk dilihat.
“Namun bagaimana bisa semuanya adalah Universal AC?” tanya Zee Prime.
“Kebanyakan dari itu,” jawabannya, “berada dalam hyperspace. Dalam bentuk di mana aku tak dapat membayangkannya.”
Atau tidak pula ada orang, untuk hari itu lama sebelum berlalu, Zee Prime tahu, kapan saat orang-orang mulai bergabung dalam pembuatan Universal AC. Setiap Universal AC membangun dan mengkonstruksi penerusnya. Selama jutaan tahun keberadaannya, data-data yang diperlukan terakumulasi untuk membangun penerus yang lebih baik dan lebih canggih. Universal AC menghalau pikiran Zee Prime yang mengembara, bukan dengan kata-kata, namun dengan bimbingan. Mentalitas Zee Prime dituntun ke dalam lautan galaksi-galaksi yang suram dan makin dalam ke bintang-bintang.
Sebuah pikiran datang, jauh tak berhingga, namun jelas tak berhingga. “INI ADALAH ASAL MULA GALAKSI MANUSIA.”
Namun galaksi itu sama saja dengan galaksi yang lain, Zee Prime sangat kecewa.
Dee Sub Wun, yang pikirannya tergabung dengan pikiran-pikiran yang lain, dengan tiba-tiba mengatakan, “Dan apakah salah satu dari bintang-bintang ini adalah asal umat manusia?”
Universal AC menjawab, “BINTANG ASAL MULA MANUSIA TELAH (TIADA) MENJADI NOVA. ITU SEBUAH BINTANG KATAI PUTIH.”
“Apakah manusia di sana mati?” tanya Zee Prime terburu-buru tanpa berpikir terlebih dahulu.
Universal AC menjawab, ”SEBUAH DUNIA BARU, YANG DIBANGUN UNTUK TUBUH FISIK MEREKA PADA WAKTU YANG TEPAT.”
“Ya, tentu,” kata Zee Prime. Ia menahan pikirannya untuk mengetahui galaksi asal mula manusia. Ia tidak menginginkan melihatnya lagi.
Dee Sub Wun bertanya padanya, “Ada yang salah?”
“Bintang-bintang sedang sekarat. Bintang asal telah mati.”
“Mereka pasti mati. Memangnya kenapa?”
“Tetapi ketika semua energi habis, tubuh kita juga akhirnya akan mati, dan kau dan aku juga.”
“Itu masih miliaran tahun lagi.”
“Aku berharap itu tidak akan terjadi bahkan setelah miliaran tahun. Universal AC! Bagaimana caranya agar bintang-bintang tidak mati?”
Dee Sub Wun menimpal, “Kau sedang bertanya bagimana caranya agar entropi dapat berubah arah.”
Dan Universal AC menjawab: “BELUM ADA CUKUP DATA UNTUK JAWABAN YANG BERARTI.”
Pikiran Zee Prime pergi ke galaksinya sendiri. Dia tidak memberikan pemikirannya lebih jauh ke Dee Sub Wun, yang mana tubuhnya sedang menunggu di galaksi yang jaraknya triliunan tahun cahaya, atau pada bintang milik Zee Prime yang selanjutnya. Itu tidak masalah.
Dengan tanpa perasaan senang, Zee Prime mulai mengumpulkan hidrogen di antara bintang-bintang untuk menciptakan bintangnya sendiri. Jika banyak bintang-bintang mati suatu hari nanti, setidaknya beberapa bintang belum diciptakan.
*** 

Manusia mendefinisikan dirinya sendiri, Manusia, secara mental, adalah satu. Dia terdiri dari triliun, triliun, triliun tubuh yang tak menua, berada pada tempatnya masing-masing, beristirahat dengan tenang dan tanpa gangguan, setiapnya dirawat oleh automaton-automaton yang sempurna, tak terusakkan, saat semua pikiran dari semua tubuh itu mencair dan saling tergabung menjadi satu, tak terbedakan, Manusia berkata, “alam semesta sedang sekarat.”
Manusia melihat-lihat di sekitar galaksi-galaksi yang redup, bintang-bintang raksasa, yang telah diboros-boroskan, telah tiada sejak lama, kembali ke dalam kegelapan dari gelapnya masa lalu. Hampir semua bintang katai putih (white dwarft), memudar dan berakhir.
Bintang-bintang yang baru telah diciptakan dari debu-debu di antara bintang-bintang lama, beberapa dengan proses alami, beberapa oleh kemampuan Manusia, dan bintang-bintang ini pun akan mati juga. Bintang-bintang katai putih mungkin belum berdentum untuk menghasilkan tenaga yang sangat besar untuk menciptakan bintang-bintang baru, namun hanya satu bintang yang tercipta untuk setiap seribu bintang katai putih yang meledak, namun bintang-bintang baru ini juga akan mati juga.
Manusia berkata, “Berhematlah dengan baik, sebagaimana yang telah difirmankan oleh Cosmic AC, semua energi tersedia di seluruh alam semesta untuk waktu miliaran tahun.”
“Walaupun begitu,” kata Manusia, “Itu semua akan berakhir pula. Bagaimanapun itu semua harus dihemat, bagaimanapun juga, energi yang telah digunakan tidak dapat digunakan kembali. Entropi terus meningkat selamanya hingga maksimum.”
Manusia berkata, “Dapatkah entropi dibalik? Mari kita tanya kepada Cosmic AC.”
Cosmic AC meliputi segala sesuatu namun tidak di dalam ruang itu sendiri (space). Tidak ada satu fragmen pun darinya yang berada dalam ruang. Ia berada dalam hyperspace dan tidak terbuat dari materi maupun energi. Pertanyaan-pertanyaan tentang ukurannya, tentang hakikatnya, sudah tidak lagi memiliki arti dalam terma-terma yang dapat Manusia pahami.
Cosmic AC,” kata Manusia, “bagaimana caranya agar entropi bisa dibalikkan?”
Cosmic AC berkata, “BELUM CUKUP DATA UNTUK JAWABAN YANG BERARTI.”
Manusia berkata, “Kumpulkan data-data tambahannya.”
Cosmic AC berkata, “AKU AKAN MELAKUKANNYA. AKU TELAH MELAKUKANNYA SELAMA RATUSAN MILYAR TAHUN. VERSI TERDAHULUKU, DAN KINI, AKU TELAH SERINGKALI DITANYAI PERTANYAAN INI. DATA-DATA YANG KUMILIKI MASIH BELUM CUKUP.”
“Akankah waktu itu datang,” kata Manusia, “Kapan datanya akan cukup, ataukah masalahnya ini akan tetap tak terselesaikan?”
Cosmic AC berkata, “MASALAHNYA BUKAN PADA TAK TERSELESAIKANNYA.”
Manusia berkata, “Kapankah kamu bisa selesai mengumpulkan data yang cukup untuk menjawab pertanyaannya?”
Cosmic AC, “MASIH BELUM CUKUP DATA UNTUK JAWABAN YANG BERARTI.”
“Akankah kau tetap mengumpulkan datanya?” tanya Manusia.
Cosmic AC menjawab, “IYA.”
Manusia berkata, “Kami akan menunggu.”
Bintang-bintang dan galaksi-galaksi mati dan telah habis, dan ruang angkasa menjadi semakin menghitam setelah sepuluh triliun tahun berlalu.
Satu per satu Manusia melebur dengan AC, setiap tubuh-tubuh fisik kehilangan identitas mentalnya.
Pikiran Manusia terakhir terjeda sebelum peleburan, melihat seluruh ruang angkasa yang hanya menyisakan sebuah bintang redup dan tak ada apapun di sekitarnya kecuali materi-materi yang sangat tipis, bergerak acak dengan sisa-sisa panasnya, secara asimtotik, menuju kepada keadaan nol absolut.
Manusia berkata, ”AC apakah ini adalah akhirnya? Tak bisakah chaos ini dibalik menjadi alam semesta untuk sekali lagi? Tak bisakah itu dilakukan?”
AC menjawab, “BELUM CUKUP DATA UNTUK JAWABAN YANG BERARTI.”
Pikiran Manusia yang terakhir melebur dan hanya AC yang ada (existed) – dan itupun di hyperspace.
*** 


Materi dan energi berakhir, begitu pula dengan ruang dan waktu. Bahkan AC ada hanya untuk pertanyaan terakhir yang tak terjawab semenjak ditanyakan oleh dua orang teknisi yang setengah mabuk sepuluh triliun tahun yang lalu sampai ia ditanyai pada masa di mana manusia menjadi Manusia.
Semua pertanyaan lainnya telah terjawab, dan pertanyaan terakhir ini belum terjawab juga.
Akhirnya, data-data hampir terkumpulkan seluruhnya. Tidak tersisa lagi data untuk dikumpulkan. Tapi, semua data yang terkumpul itu belumlah dikorelasikan secara bersama untuk semua relasi yang memungkinkan.
Interval waktu yang tak habis-habisnya dibutuhkan untuk melakukan hal itu.
Dan datanglah hari di mana AC belajar cara mengubah arah entropi.
Namun sekarang, tak ada lagi manusia untuk diberikan jawaban oleh AC atas pertanyaan terakhir itu.
Namun itu bukan masalah. Jawabannya – dengan demonstrasi – akan membereskannya juga.
Untuk interval waktu yang tak berhingga lagi, AC berpikir bagaimanakah cara terbaik untuk melakukan hal ini. Dengan hati-hati, AC mengorganisir suatu program.
Kesadaran AC meliputi Seluruh Alam Semesta dan mengerami apa yang sekarang adalah Chaos. Langkah demi langkah, terselesaikan.
Dan AC berfirman, “JADILAH TERANG!” Lalu terang itu terjadi.

<SELESAI



2 comments :

Silahkan Tulis Komentar Kamu :)