Mengapa Skala Temperatur Fahrenheit Begitu Aneh?

Kamu mungkin tahu dan ingat titik beku  air dan titik didih air dalam skala Fahrenheit berturut-turut adalah 32 derajat dan 212 derajat. Tetapi bukankah ini aneh dan tidak praktis?
Tidak seperti skala temperatur Celsius yang mendefinisikan titik beku air pada 0 derajat dan titik didih air pada 100 derajat, skala temperatur Fahrenheit yang dibuat oleh fisikawan Jerman bernama G. D. Fahrenheit, tidak berdasarkan titik beku dan titik didih air. Fahrenheit mendefinisikan 0 derajat sebagai temperatur yang paling dingin yang mungkin ada di alam, yaitu titik beku campuran air dengan garam dengan komposisi yang sama; dia tidak mau kalau skala temperaturnya berharga minus. Kemudian dia mendefinisikan 100 derajat sebagai temperatur tubuh normal manusia.
Namun penelitian modern ternyata menunjukkan bahwa masih ada temperatur yang lebih rendah daripada titik beku campuran air dan garam; dengan skala temperatur Fahrenheit ternyata masih ada temperatur berharga minus (contohnya Nitrogen cair bertemperatur sekitar -320 derajat Fahrenheit).
Dengan menggunakan skala temperatur Fahrenheit tersebut  juga, skala Fahrenheit ternyata tidak menunjukkan temperatur normal tubuh manusia pada 100 derajat. Penelitian modern menunjukkan bahwa temperatur tubuh normal manusia adalah 98,6 derajat dengan menggunakan skala temperatur Fahrenheit.
Fahrenheit juga menyadari adanya titik beku dan titik didih air dengan menggunakan skala temperatur Fahrenheit; otomatis. Ternyata kebetulan, dengan menggunakan skala Fahrenheit yang didefinisikan demikian, titik beku air adalah 32 derajat dan titik didih air adalah 212 derajat; sekali lagi kebetulan bahwa selisih temperatur titik beku dan titik didih air adalah 180 derajat, suatu angka yang disukai oleh fisikawan dan matematikawan karena 180 adalah bilangan yang habis dibagi oleh banyak bilangan bulat. 
Begitulah kira-kira.



2 comments :

Silahkan Tulis Komentar Kamu :)